Selasa, 29 Januari 2008



ini adalah karya terbaru saya. jangan lupa beli ya!

Edisi XV Majalah Sastra Jendela



Kiat Menulis Fiksi

Kiat Menulis Fiksi
Oleh : Rachmat Nugraha*



Penulis pemula seringkali mendapat kesulitan ketika memulai menulis cerita atau menyelesaikan sebuah cerita. sebenarnya kesulitan seperti itu bukan hanya menghinggapi mereka yang merasa pemula (termasuk saya), tetapi para penulis yang sudah ternama sekalipun saya rasa juga sering merasakan hal yang sama. Hanya saja, mereka yang sudah memiliki nama besar tahu persis tips dan trik untuk menyiasatinya.
Memang, para penulis memiliki pengalaman yang berbeda satu sama lain, namun setidaknya pengalaman tersebut dapat menjadi bahan pelajaran bagi penulis pemula. Dan walaupun setiap orang mempunyai cara tersendiri dalam berkarya, tapi mungkin beberapa kiat dari saya bisa dicoba untuk membantu kamu dalam menulis.

Menggali ide
Buat kamu yang penulis pemula, mungkin seringkali kebingungan mencari ide. Padahal, ide itu bisa kamu dapatkan dimanapun, kapanpun, dan tentang apapun. Yang penting jangan diam.
Pertama, cobalah melakukan sesuatu, karena adakalanya ide muncul ketika kita sedang melakukan suatu aktifitas dan saya percaya akan hal itu. Walaupun, tak jarang ada yang mengatakan jika penggalian ide sifatnya sangat personal dan seringkali berkaitan dengan pengalaman pribadi.
Yang pasti, ide itu tidak muncul dari langit. Dan hanya penulis yang produktif yang akan selalu memiliki banyak ide untuk dituangkan ke dalam tulisan. Kenapa? Karena baginya tak ada hari dan waktu tanpa ide yang dapat dibuat tulisan. Saya sendiri ketika menulis novel "Untukmu Ayu", idenya muncul takkala saya sedang menghabiskan waktu saya di sebuah perkebunan teh di Bandung. Kemudian sesampainya di rumah, saya langsung menuangkannya ke dalam tulisan.
Kedua, perbanyaklah membaca. Apapun bentuk bacaannya. Bisa buku, majalah, Koran, tabloid, dan lain-lain. Karena dengan banyak membaca akan menambah pengetahuan kita. Yang penting bacaan itu bisa merangsang munculnya sebuah ide dan keinginan menulis.
Hampir separuh kamar saya penuh dengan buku, mulai dari buku-buku politik, hukum, komunikasi, hingga novel dan kumpulan cerpen. Bagi saya, buku adalah harta yang sangat berarti. Bahkan, saya memiliki buku sastra terbitan tahun 1928 yang hingga kini masih terawat dengan baik. Semua itu demi menambah pengetahuan saya dan bisa menjadi referensi saya dalam menulis. Ingat! penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula.
Terakhir, mulailah untuk mencoba mengamati sekitar kamu. Karena bisa saja dengan mengamati lingkungan di sekitar kamu, sebuah ide bisa muncul. Siapa tahu di sekitar kamu ada sesuatu yang menarik untuk dijadikan tulisan.
Tak jarang, saya sengaja duduk menyendiri sambil mengamati apapun yang ada di sekitar saya, bukan merenung. Dan itu cukup membantu saya dalam menggali ide untuk menulis sebuah cerita.

Menentukan tema
Setelah kamu mendapat ide, langkah selanjutnya adalah mencoba mengembangkan ide yang kamu dapat menjadi sebuah tema tulisan.
Misalnya kamu mendapatkan sebuah ide tentang seorang gadis dan kekasihnya, mungkin kamu bisa mengembangkannya menjadi sebuah tema, seperti kegelisahan si gadis karena kekasih pujaannya tak kunjung datang.
Atau jika kamu mendapatkan ide tentang ibu dan anaknya, kamu bisa saja mengembangkannya menjadi sebuah tema, seperti kekecewaan ibu karena nasihatnya selalu tidak dituruti oleh anaknya.
Yang pasti, menentukan tema sangat penting agar tulisan kamu dapat lebih terarah dan tidak menyimpang dari ide awal.

Merumuskan masalah
Langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah. Dalam tahap ini, kamu harus menentukan permasalahan yang dihadapi oleh antar tokoh. Misalnya, ibu kecewa karena seringkali menasihati anaknya, selalu tidak dituruti dan dibantah. Misalnya, anaknya tidak pernah menuruti dan sering membantah nasihat ibunya karena pergaulannya yang salah dan nakal.

Tulislah sinopsis
Untuk kamu yang penulis pemula, langkah ini menjadi penting. Berbeda dengan penulis yang sudah berpengalaman. Mereka seringkali melupakan sinopsis. Sinopsis sebenarnya merupakan rangkuman dari keseluruhan tulisan yang telah selesai dikerjakan. Tapi, untuk penulis pemula sinopsis dapat menjadi panduan ketika hendak menulis.

* Novelis, Direktur Eksekutif Komunitas Penulis Jakarta, Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Jendela.

Senandung Cinta Dalam Sastra

Senandung Cinta Dalam Sastra
Oleh : Rachmat Nugraha*


Ketika saya membaca cerpen Ressa Novita yang berjudul “Surat Cinta Alice”, saya cukup terhanyut dengan cerita cinta di dalamnya. Dan hal yang sama juga saya rasakan saat membaca cerpen Ressa selanjutnya yang berjudul “Rembulan di Pagi Matahari”. Saya langsung berpikir, cinta memang tak pernah ada hentinya diangkat dalam sebuah karya sastra.
Cinta seperti memiliki tempat tersendiri dalam dunia sastra. Cinta seolah terus menari-nari dengan leluasa dalam sastra.
Ya, cinta dan sastra memang tak dapat dipisahkan. Tak dapat dipungkiri, karya-karya sastra yang mengusung tema cinta telah begitu banyak membuai pembacanya. Tak terkecuali saya. Apalagi jika cerita itu sama persis dengan pengalaman hidup kita. Tentunya kita takkan pernah bosan untuk menikmati karya sastra itu.
Dalam sebuah obrolan, kawan saya pernah berkata kepada saya tentang betapa hebatnya kekuatan cinta yang ada dalam kisah Siti Nurbaya. Dia bilang, “Makanya Mat, elo jangan berhenti bikin cerita soal cinta, karena cinta enggak aka nada matinya”.
Apa yang dikatakan kawan saya ternyata memang benar. Saya melihat begitu banyak cerpen, novel, dan puisi yang berisikan cinta di dalamnya. Mulai dari novel-novel teenlet, hingga novel karangan penulis sekaliber Gola Gong. Mulai dari puisi para penyair pinggiran, hingga puisi karya penyair sekelas W. S Rendra.

****
Sastra ternyata begitu mampu membuat cinta menjadi dahsyat kekuatannya. Namun, menurut saya, alangkah baiknya jika cinta tidak selalu diangkat sisi baiknya saja dalam sebuah karya sastra. Sesekali cinta juga harus diperlihatkan sisi buruknya.
Sastra harus juga mengajarkan manusia untuk tidak selalu mendewakan cinta. Dan ini merupakan tanggung jawab dari penulis dan penyair. Mereka harus mampu mengajarkan para penikmat sastra untuk memaknai cinta dengan sebenar-benarnya. Mereka harus mengajarkan masyarakat untuk mengekspresikan rasa cinta itu secara wajar.
Harus diingat, sastra sangat bertanggung jawab akan peradaban manusia. Dalam hal ini soal cinta termasuk di dalamnya. Jika sebuah karya sastra menceritakan cinta secara berlebihan, maka itu sama saja menanamkan nilai-nilai yang akan berdampak buruk terhadap manusia yang menikmati karya tersebut.

****
Begitulah sebenarnya karya sastra Indonesia yang sangat kaya dengan tema cinta dan cinta itu niscaya terus menyemarakkan khazanah kesusastraan Indonesia. Yang penting adalah bagaimana seharusnya cinta itu disajikan dalam karya sastra.


* Novelis, Direktur Eksekutif Komunitas Penulis Jakarta, Pemimpin Redaksi Majalah Sastra Jendela.


Sabtu, 05 Januari 2008

KPJ Buka pendaftaran

tahun ini KPJ siap menerima kehadiran keluarga baru. Buat kamu yang mau bergabung dengan KPJ, berikut syarat-syaratnya :
1. Mau aktif menulis
2. Konsisten
3. Biodata lengkap
4. Foto copy KTP/KTM/Kartu pelajar
5. Pas photo 3X4 2 lbr

Untuk keterangan lebih lanjut hubungi :
(021) 685 91335 (Ressa)
(021) 921 19213 (Kiki)