Jumat, 23 Januari 2009

Kader PKS: Apa Benar Ada Outsourcing Depo Pertamina

Pergantian Dirut Pertamina dan persiapan Pemilu 2009 yang banyak makan biaya ikut mewarnai spekulasi kebakaran Depo Pertamina, Plumpang. Polisi yakin kebakaran disebabkan masalah teknis.


PENGUSUTAN motif kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta belum terungkap. Hingga kini, kepolisian masih terus menyelidiki insiden yang telah merugikan negara Rp 15 miliar tersebut. Kebakaran tempat penyimpanan BBM itu terjadi pada Minggu (18/1) malam. Satu orang korban tewas.
Spekulasi pun berhamburan. Soalnya, peristiwa tragis ini muncul bersamaan dengan isu pergantian puncak pimpinan Pertamina dan makin dekatnya Pemilu 2009. Dirut Pertamina Arie Soemarno terus diisukan akan diganti karena dianggap tidak becus ngurus Pertamina. Berkali-kali, di bawah kepemimpinannya, BBM menghilang dari pasaran. Terbaru saat libur panjang dan pergantian tahun. Antre BBM pun terjadi di mana-mana.
Hingga kini, desakan agar Ari Soemarno mundur masih kencang.
Sebuah aksi sabotase? Imbas ledakan itu itu tak hanya mengejutkan warga tetapi juga membuat sibuk petinggi Pertamina dan menimbulkan berbagai spekulasi. Apalagi jika ditilik ledakan ini bersamaan dengan isu akan dicopotnya Dirut Pertamina Ari H Soemarno yang santer terdengar dalam sepekan terakhir.
Spekulasi pergantian Dirut Pertamina memang ditepis presiden dan petinggi lainnya. Namun sakwasangka ada rivalitas politis dalam isu pergantian Dirut Pertamina tak bisa dielakkan. Dalam catatan Rakyat Merdeka, sebelum terjadi kebakaran, pada Sabtu (17/1), Presiden SBY menggelar pertemuan terbatas di kediamannya, Puri Cikeas Bogor, Jawa Bara. Pertemuan itu, konon khusus membahas nama-nama calon pengganti Dirut Pertamina.
Hadir dalam pertemuan itu Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani, Mensesneg Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menneg BUMN Sofyan Djalil dan Komisaris Utama Pertamina Sutanto. Dalam rapat itu, sumber Rakyat Merdeka menginformasikan, kabinet mengusulkan dua nama calon pengganti Arie Soemarno. Yaitu Kuntoro Mangkusubroto (mantan Mentamben) dan Erry Ryana Hardjapamengkas (mantan Dirut PT Timah dan Wakil Ketua KPK).
Sementara dari Pertamina sendiri, pada rapat itu mengusung tiga nama. Yaitu Sony Sumarsono (mantan Direktur Umum dan SDM Pertamina), Meizar Rahman, (Komisaris Pertamina yang juga mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia) dan Achmad Faisal (Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina).

Bisnis Yang Tak Pernah Sepi
Meski yang banyak muncul ke permukaan soal pergantian Dirut Pertamina, anggota Komisi VII DPR yang mengurusi minyak dan tambang ,Wahyudin Munawir punya dugaan lain. Dia bilang, ada pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari kebakaran Depo Plumpang.
“Pertamina akan dinyatakan gagal mengamankan cadangan nasional BBM di Depo Plumpang. Kemudian Pertamina disodori program “outsourcing depo” ke pihak tertentu,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Ada proyek outsourcing depo minyak. Bisnis ini diyakini tidak akan pernah sepi, karena cadangan minyak akan selalu disimpan di depo. Kata anggota DPR dari PKS ini, dugaan proyek outsourcing harus diwaspadai. Bukan apa-apa, jika program ini berhasil dilakukan, maka akan menambah beban rakyat. Ini dikarenakan biaya operasi pengadaan dan distribusi BBM meningkat dan akan dibebankan ke subsidi di APBN.
“Harga sekarang sudah di atas harga keekonomian dengan crude oil mendekati 30 dolar AS per barel, mestinya BBM sudah bisa dijual di bawah Rp 4000. Jadi pemerintah sudah untung dan depo tetap bisa di-outsourcing-kan walau harga BBM sudah sesuai dengan harga keekonomian,” terangnya.
Wahyudin mengaku belum mengetahui secara pasti siapa pelakunya. Namun, dia memperkirakan orang yang akan melakukan proyek outsourcing depo itu adalah pihak-pihak yang pastinya memiliki akses ke pemerintahan. “Saya belum bisa memastikan siapa pelakunya, tapi yang patut diwaspadai adalah orang-orang yang punya kedekatan dengan jajaran pemerintahan,” pungkasnya.
Anggota Komisi VIII dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (BPR) Nizar Dahlan membenarkan spekulasi ledakan Depo Plumpang bisa saja dalam rangka menjegal Achmad Faisal. Apalagi jika diruntut dari saksi mata yang menyatakan sebelum kejadian ada ledakan terlebih dahulu. “Apalagi sebelum kejadian nama-nama pengganti Dirut Pertamina sedang digodok pemerintah. Ini yang perlu diselidiki polisi lebih jauh,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Kata dia, dengan terbakarnya Depo Pertamina Plumpang itu otomatis menjadi sasaran empuk meng-campaign calon dari internal Pertamina yang selama ini menjadi kandidat kuat pengganti bos Pertamina sebelumnya. “Dalam pandangan saya kandidat Ahmad Faisal, jauh lebih mengerti dan juga bersih,” katanya.
Menurut dia, dirinya bersama anggota Komisi VII yang lainnya sudah melakukan pertemuan dengan pihak Pertamina membahas terjadinya ledakan itu. Dalam pertemuan itu, kata dia, Pertamina sedang menunggu secara detail laporan kepolisian apakah ada unsur kesengajaan atau human error belaka. Karena Depo yang meledak itu merupakan salah satu objek vital dengan sistem pengamanan yang terintegrasi.
“Kami minta Pertamina maupun pihak penyidik kepolisian memberikan hasilnya ke DPR. Ini juga sebagai acuan kita dalam rangka membahas lebih lanjut dan mempertanggungjawabkannya ke publik,” tandasnya.
Ketua DPR Agung Laksono meminta kebakaran Depo 24 Pertamina, Plumbang, Jakarta Utara diselidiki lebih detail. Penyelidikan itu, kata dia, dalam rangka mengungkap dugaan ada usur sabotase. Agung, berharap pemerintah serius menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Hal itu kata dia, penting dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
”Jangan hanya bisa memadamkan api saja. Tolong diinvestigasi, jangan-jangan ada unsur sabotase di balik kebakaran,” kata Agung di Gedung MPR/DPR (19/1). n ZK/CR-RN


Mamit Setiawan
Direktur Energy Watch
Harus Ditolak, Rugikan Rakyat

DIREKTUR Energy Watch (EW) Mamit Setiawan menuturkan, munculnya dugaan terkait adanya sabotase dalam insiden kebakaran yang menimpa Depo milik Pertamina di Plumpang tidak bisa dielakkan, termasuk berkembangnya isu soal upaya pihak tertentu mendeskreditkan BUMN itu guna meloloskan program “outsourcing depo.”
“Kita tidak bisa mengelaklah dari isu-isu semacam itu. Meski begitu, kita harus tetap menunggu hasil penyelidikan kepolisian,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Mamit, isu mengenai outsourcing depo itu harus diselidiki dulu kebenarannya. Namun, secara tegas dia menolak jika pengelolaan dan distribusi BBM benar-benar harus diserahkan ke pihak lain, karena dikhawatirkan justru akan menimbulkan persoalan baru nantinya.
“Jangan sampailah Depo Pertamina di-outsourcing. Nanti siapa yang harus bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa. Jangan-jangan Pertamina nanti lepas tangan dengan alasan sudah diserahkan ke orang lain. Memangnya pihak lain itu mau begitu saja bertanggung jawab, belum tentu kan,” katanya.
Dijelaskannya, menyerahkan pengelolaan dan distribusi BBM itu tidak mudah. Outsourcing itu harus dikaji terlebih dulu oleh pemerintah dan DPR. “Kita harus pertimbangkan dulu untung ruginya buat rakyat. Nggak bisa sembarangan,” pungkasnya. n CR-RN


Polisi Belum Temukan Bukti Baru
//Kesimpulan Sementara Masih Masalah Teknis

SUDAH hampir sepekan Depo Petamina di Plumpang terbakar. Hingga kini, kepolisian belum menemukan bukti baru. Kesimpulan sementara sebab terjadinya kebakaran yang menewaskan seorang satpam bernama Zaenuddin masih sama; yaitu kebakaran diduga kuat akibat tidak berfungsinya sistem keamanan tangki.
Menurut Kadivhumas Mabes Polri Irjen Abubakar Nataprawira, kesimpulan sementara tersebut diambil setelah tim Labfor kepolisian berkoordinasi dengan tim investigasi Pertamina dan ahli migas. Dia mengatakan, kebakaran pada obyek vital yang telah merugikan negara itu diduga karena human error atau equipment error. "Tidak ditemukan unsur sabotase berupa bahan peledak di sekitar tangki 24," jelasnya.
Namun begitu, dia mengatakan, kesimpulan sementara tersebut bisa berubah. Bekas Kapolres Jakpus ini menegaskan, kepolisian masih terus menyelidiki penyebab kebakaran Depo tersebut.
Perkembangan dari hasil outopsi korban tewas Zaenudin masih menunggu hasil tes DNA korban. Dia mengatakan, pembanding atas hasil uji DNA korban sangat minim. Lanjut dia, pembanding yang bisa dijadikan sebagai alat untuk mencocokan DNA korban adalah orang tua korban. Tapi apa boleh buat, kedua orangtua korban sudah meninggal.
“Jadi sejauh ini uji sampel atas DNA korban hanya bisa dilakukan melalui pisau cukur dan sikat gigi korban. Karena itu, kepolisian belum bisa menyimpulkan kalau korban benar-benar bernama Zaenudin serta berprofesi sebagai satpam Depo Plumpang atau bukan,” tandasnya.
Dugaan sementara, korban tewas adalah satpam Depo yang piket pukul 14.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Saat terjadi kebakaran, Zaenudin tengah melakukan kontrol terakhir. Saat ditemukan, tubuh Zaenudin yang sudah gosong itu tergeletak sekitar 50 meter dari tangki 24 BBM yang terbakar. n GPG/ZK


BOX

Sekilas Tentang Depo Pertamina Pelumpang, Jakarta Utara

Peran Sentral Depo Plumpang

Apalagi Depo Plumpang memiliki peran sentral dalam distribusi BBM di Jabotabek yang notabene menjadi pusat perputaran bahan bakar terbesar di Tanah Air. Saat ini Depo Plumpang menyalurkan berbagai macam produk yaitu premium, kerosene, solar, biosolar, pertamax, dan pertamax plus.
Depo itu melayani SPBU se-Jabodetabek dan memasok premium ke 600 SPBU. Tak hanya itu, Depo Plumpang bahkan menyuplai pertamax hingga ke Bandung. Depo Plumpang juga menyuplai 11.000 kilo liter/hari untuk premium, 4.200 kilo liter/hari kerosene, dan solar plus biosolar sebesar 5.100 kilo liter/hari.

Kebobolan Sistem Rp I Miliar
PT Pertamina telah menginvestasikan Rp 1 miliar untuk menerapkan sistem otomatisasi berstandar internasional sebagai salah satu upaya transformasi untuk menjadi perusahaan minyak kelas dunia. Dengan sistem yang baru ini sebenarnya, pengelolaan Depo Plumpang menjadi lebih baik.
Isi Perut Depo
1. Luas: 25 hektare
2. Beroperasi sejak 1972
3. Pasokan: Kilang Balongan lewat pipa
4. Daya tampung tangki:
o Pertamax plus=11.873 kiloliter
o Pertamax = 22.870 kiloliter
o Kerosene = 73.598 kiloliter
o Premium = 99.562 kiloliter
o Solar = 91.456 kiloliter
o FED Stock A (cadangan)= 1.115 kiloliter
o FED Stock B = 1.113 kiloliter
5. Depo Plumpang memasok 20 persen kebutuhan nasional, terutama wilayah Jabodetabek. Selain Jawa, wilayah distribusi Depo ini meliputi Kalimantan dan Sulawesi.
Pasokan Jabodetabek
Setiap hari Depo ini melayani sedikitnya 600 stasiun pengisian bahan bakar umum di Jabodetabek, dengan pasokan rata-rata harian:
· Premium: 9.420 kiloliter
· Solar: 4.677 kiloliter
· Minyak tanah: 5.600 kiloliter

(dimuat di Harian Rakyat Merdeka, edisi Jumat 23 Januari 2009)