Sudah empat hari ini tubuhku benar-benar tidak fit. Serba salah. Panas salah. Dingin lebih salah. Hhhh.... masa sih aku harus jatuh sakit ketika keberangkatanku ke negeri jiran tinggal hitungan hari? apa kata dunia...??? (gak mirip ya ma naga bonar)
Untung saja tubuhku cukup pengertian. Ketika aku tengah disibukkan dengan laporan yang harus kuserahkan ke redaktur, tubuhku dengan sendirinya mendadak memaksakan untuk fit. Tak ada keluhan darinya. Dan ketika semua sudah selesai, tubuhku baru merengek minta istirahat. Gantian, aku yang harus menurutinya.
Tubuhku benar-benar membuatku bangga. Terkadang aku berpikir, jangan-jangan aku sudah bertindak kejam terhadapnya. Selama 28 tahun tubuhku ini menemaniku, jarang sekali dia kuberikan kesempatan untuk sakit. Aku selalu memaksakannya untuk tetap fit setiap saat. Aku paksakan dia untuk memelototi komputer selama 24 jam hanya untuk menulis berjuta-juta kata bohong yang terangkum dalam keempat novelku kini. Dan parahnya, hasil menulis itu tak pernah sepeserpun kusisihkan untuk merawat kesehatan tubuhku. Aku memang tak tahu diuntung.
Kini dia sepertinya tak bisa lagi menahan amarahnya. Dia meletup. Berteriak di telingaku, mengatakan kalau dia juga bisa sakit. Aku tersentak. Tiba-tiba saja aku tersadar telah begitu melalaikannya.Dia gantian memaksaku untuk tidak melakukan apa-apa selama empat hari ini. Dia juga memaksaku merogoh kocekku dalam-dalam untuk biaya kesehatannya.Ditengah ringkihan kesakitannya, dia tersenyum padaku sambil berkata, emang cuma kamu yang bisa seenaknya ngatur!
Jumat, 28 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar