Kamis, 09 Agustus 2007

MINAT BACA DI INDONESIA

Kurangnya kesadaran remaja di Indonesia akan pentingnya sebuah buku bukanlah faktor utama minat baca generasi muda kita rendah.
Ada hal-hal lain yang sangat mempengaruhi minat baca remaja. Salah satunya koleksi buku-buku di perpustakaan sekolah yang kurang up to date. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman pengelola pendidikan akan arti penting dari sebuah perpustakaan.
Tak heran, ketika siswa datang ke perpustakaan untuk mencari buku terkadang mendapat jawaban, “Maaf, buku yang anda cari tidak ada”.
Tak perlu susah-susah untuk menebak imej perpustakaan dlaam benak umumunya orang Indonesia. Yang terbayangkan adalah kesan sumpek, tidak terawat, sepi, dan membosankan..
Sudah begitu, imej perpustakaan kian buruk karena pelayanan yang tidak professional disebabkan untuk pengelolaannya diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya.
Disamping itu, kurangnya produktivitas penulis untuk membuat buku. Bayangkan saja, seorang penulis di Indonesia dalam setahun paling-paling hanya mampu menerbitkan karyanya sekitar 1 – 3 judul.
Hal ini disebabkan, pertama, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan di luar menulis. Kita cukup tahu, di Indonesia, pekerjaan menulis masih dianggap sebagai pekerjaan sampingan dan belum bisa menjamin hidup seseorang secara ekonomi. Sebab, belum tentu bukunya laku. Dari setiap eksemplar buku yang terjual, penulis hanya mendapat 10 persen saja. Itu pun kalau penerbitnya jujur dan memenuhi hak penulis.
Kedua, minimnya kemampuan penerbit. Sudah menjadi rahasia umum bahwa penerbit di Indonesia selalu terbentur dengan masalah ongkos produksi yang sangat besar, seperti harga kertas dan tinta yang kian menggila, media promosi yang cukup besar, hingga bayar honor penulis, editor, layout, dan pajak. Sedangkan, jika mereka mematok
harga tinggi akan mem- persulit masyarakat untuk mendapatkan buku. Dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat yang masih belum stabil benar sejak krisis ekonomi melanda Indonesia sembilan tahun yang lalu.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan minat baca di Indonesia, harus ada komitmen dari seluruh pihak.
Pertama, pengelola pendidikan harus meng- up to date buku-buku di perpustakaan, membuat nyaman pengujung, dan mengisi dengan orang-orang yang mengerti bagaimana cara mengelola perpustakaan dengan benar.

Tidak ada komentar: