Sungguh membahagiakan bagiku dan Komunitas Penulis Jakarta dapat kembali ikut memeriahkan pertemuan sastrawan bertitle Ode Kampung #3 yang diselenggarakan di Rumah Dunia. Awalnya aku pikir aku bisa turut serta menemani kawan-kawanku mengikuti perhelatan akbar itu. Tapi sayang, aku harus menghabiskan waktuku di kantor untuk stok berita setelah selama 3 hari aku meninggalkan tugas ke Malaysia.
Aku hanya bisa berharap Ode Kampung kali ini bisa semakin menguatkan keberadaan komunitas sastra dan para sastrawan yang bisa dibilang pinggiran. Aku juga sangat berharap Ode Kampung tahun ini bisa menjadi wadah terbaik bagi pengembangan komunitas sastra di Indonesia. Dan terakhir, aku berharap semoga kehadiran Ode Kampung kali ini dapat menghentikan adanya konflik yang mubazir dalam dunia sastra Indonesia.
Jujur, aku sudah muak dengan pertentangan yang terjadi di dunia sastra Indonesia. Aku muak dengan perdebatan siapa yang pantas disebut sastrawan dan siapa yang tidak pantas. Aku muak dengan masih adanya hegemoni dalam dunia sastra Indonesia. Karena bagiku, semua itu tidak penting. Yang penting adalah karya yang mampu memberikan pencerahan bagi masyarakat. Yang penting adalah dedikasi kita dalam membangun sastra Indonesia.
Aku mungkin tidak sehebat Goenawan Moehammad atau Taufik Ismail. Aku juga tak setenar Ayu Utami atau Gola Gong. Aku hanyalah seorang anak muda yang sok ingin mengabdikan diri pada dunia sastra. Aku hanyalah orang yang sok peduli terhadap perkembangan sastra Indonesia. Akan tetapi, aku mencoba untuk memahami bahwa kita harus bersama-sama dalam membangun sastra Indonesia yang bebas dan bertanggung jawab. Bahwa kita harus hentikan konflik dan mulai merajut persatuan demi kemajuan sastra Indonesia. Maafkan jika aku salah!
Jumat, 05 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar