OLEH : RACHMAT NUGRAHA
Konflik adalah proses yang muncul apabila seseorang/kelompok beranggapan bahwa pihak lain telah atau akan membuyarkan tujuan atau kepentingan yang dia/kelompok itu miliki. Atau dapat dikatakan pula bahwa konflik adalah hubungan-hubungan yang mengandung potensi pengaruh yang tidak cocok.
Konflik bukanlah sesuatu yang perlu di hindari karena kehadirannya dalam organisasi adalah yang biasa terjadi dan bukanlah suatu hal yang tabu. Untuk itu yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana mengorganisir konflik tersebut, sehingga solusi yang diambil dapat dijadikan titik pijak bagi kemajuan organisasi .
Adapun jenis-jenis konflik antara lain :
Kognitif : selisih paham, salah pengertian, bertentangan pandangan.
Afektif : beda sikap, beda pendirian.
Perilaku : tindakan menyakitkan, tak patut.
Tujuan : berebut kekuasaan, kepentingan sendiri.
Jenjang-jenjang konflik :
Intra pribadi--- Antar pribadi ---Intra kelompok---- Antar kelompok ---Intra organisasi ---Antar organisasi
Mengorganisir konflik
Dalam organisasi, biasanya konflik berlokasi pada :
- Komunikasi. Bentuk-bentuk komunikasi dalam organisasi cukup ambil bagian dalam menciptakan suasana konflik, seperti penggunaan bahasa, dll,
- Perselisihan antar individu dalam organisasi,
- Peraturan yang ketat, dan
- Faktor-faktor yang berasal dari luar organisasi.
Secara umum konflik dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, oleh sebab-sebab bersifat permukaan, sepele, dan emosional. Pada umumnya konflik ini mudah diselesaikan dan tidak memakan waktu yang lama. Kedua, oleh sebab yang mendasar, konflik ini sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dapat bisa diselesaikan karena biasanya konflik ini sudah menyangkut mengenai tujuan (seperti arah yang ingin dituju, dan pandangan-pandangan dasar mengapa tujuan tersebut ingin dicapai) dan sistem organisasi.
Pada umumnya konflik tidak dapat diselesaikan secara baik dan bahkan cenderung menjadi picu kehancuran. Hal ini yang mungkin menjadikan konflik cenderung dianggap negatif. Kiranya perlu dikembangkan tradisi baru dalam menyelesaikan konflik. Pendekatan negosiasi atau atau digunakannya cara-cara negosiasi untuk mengatasi konflik akan sangat berguna.
Dalam rangka pengembangan organisasi, maka diperlukan langkah-langkah antisipatif, cepat, dan bertahap untuk menyelesaikan konflik.
Pertama, temukan akar persoalan. Hal ini dapat dilakukan dengan menceburkan diri dalam konflik yang sedang berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui sumber konflik.
Kedua, buatlah jarak antara yang berkonflik. Cara ini merupakan metode klasik dalam permainan anak-anak; ketika ada persoalan, maka memisahkan mereka merupakan langkah penting untuk mengakhiri konflik.
Ketiga, menggali masalah lebih dalam dari masing-masing pihak yang berkonflik. Bila anda mengambil peran sebagai penengah, maka anda perlu menyingkap lebih dalam masalah yang sedang timbul.
Keempat, membeberkan duduk persoalan yang sebenarnya kepada masing-masing pihak. Bila masalah komunikasi yang menjadi pangkal persoalan, maka pembeberan akan sangat membantu.
Kelima, menegosiasikan/memusyawarahkan. Setelah semua aspek diketahui, maka negosiasi merupakan jalan yang harus ditempuh. Dalam proses negosiasi dibahas mengenai yang bisa diselesaikan dan mana yang tidak.
Penyelesaian konflik harus mengacu kepada usaha untuk memajukan dan bukan memenangkan satu pihak serta mengalahkan pihak yang lain. Dengan demikian organisasi tidak akan mengalami kemunduran atau bahkan kehancuran.
Membangkitkan konflik
Dalam sebuah organisasi, terkadang konflik harus sengaja dibangkitkan dengan tujuan membuat kehidupan organisasi menjadi lebih dinamis dan demi kematangan organisasi. Adapun cara-cara efektif membangkitkan konflik, antara lain :
1.Mengaku memendam konflik.
2.Secara terbuka menunjukkan contoh konflik melalui beda pendapat dan tanggapan bersama.
3.Menahan informasi.
4.Sengaja menyampaikan pesan/informasi kabur.
5.Menantang struktur kekuasaan yang ada.
Dengan menciptakan konflik, bukan berarti meretakkan keutuhan organisasi. Konflik yang tercipta sangat bermanfaat untuk,
1.Memupuk perubahan dan kreativitas dalam menjajagi peluang-peluang baru.
2.Meningkatkan komunikasi dan kinerja organisasi.
3.Menciptakan keseimbangan kekuatan dan pengaruh melalui kerjasama dalam teknik-teknik pemecahan masalah
Teknik-teknik stimulasi konflik
I. Komunikasi
Komunikasi top down : menyimpang dari saluran normal, formal, maupun informal.
Menahan dan menyembunyikan informasi.
Membanjiri informasi sehingga terjadi overload.
Informasi kabur atau mengancam.
II. Struktur
Besaran organisasi dan jenjang-jenjang baru.
Kualitas pengurus
Gaya kepemimpinan
Pergantian jabatan
III. Faktor-faktor personal perilaku
Mempengaruhi perilaku atau pengaruh hubungan.
Mengubah persyaratan untuk peran segenap anggota.
Menciptakan status yang tidak sesuai.
Memisah-misahkan tujuan sub unit.
Jumat, 13 Juli 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar